Penjelajahan Kecerdasan Spiritual | Spiritual Quotient
Maret 10, 2017
Add Comment
Penjelajahan Kecerdasan Spiritual | Spiritual quotient - Apa itu kecerdasan spiritual? Masyarakat umum mengenal intelegensi/intelektual/intelegensia dan intelektualitas sebagai istilah yang mendeskripsikan kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. sedangkan menurut orang awam intelegensi ini diartikan sebagai ukuran kepandaian. Agar lebih jelas, apa itu kecerdasan? Dan apa itu spiritual? Berikutnya mari kita definisikan terlebih dahulu arti kecerdasan dan arti spiritual. Kecerdasan adalah potensi yang dimiliki oleh manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya atau dapat dikatakan pula sebagai kemampuan memahami dunia, berfikir secara rasional dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan. Sedangkan spiritual adalah kesadaran dalam diri manusia yang menemukan, mengolah, mengembangkan dan mewujudkan nilai-nilai serta makna hidup, sehingga tercermin dalam perilaku diri.
Allah berfirman dalam Al-quran:
لقد خلقنا الاء نسا ن في احسن تقو يم
" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan/bentuk yang sebaik-baiknya"
Manusia diciptakan dalam bentuk yang benar-benar sempurna. Disamping bentuknya yang telah disempurnakan, manusia dianugerahi kemampuan akal yang sempurna pula. Kemampuan hati nuraninya untuk mengenal kebenaran juga anugerah lainnya yang menyatu dalam dirinya. Kelebihan-kelebihan ini menunjukan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan dalam keadaan sempurna. Kesempurnaan yang berada dalam diri manusia, tentunya tidak secara langsung dapat optimal difungsikan, seiring proses dalam perjalanan kehidupannya lambat laun anugerah-anugerah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Di dalam dunia ini, manusia mulai berfikir seperti apakah kemampuan-kemampuan yang ada dalam dirinya. Dapatkah manusia mencari sendiri, sebenarnya apa dibalik semua potensi bawaan ini. Manusia mulai belajar menganalisa, faktor-faktor yang yang membentuk kestimewaan dari wujud manusia sesungguhnya. Inilah salah satu rasa syukur manusia sebagai hamba-Nya, atas yang didapatkan dari penciptaan manusia oleh Sang Pencipta, Allah Subhanahuwata'ala. Tidak sedikit, tentunya dari kita yang menyangka bahwa salah satu bagian dari kesempurnaan penciptaan manusia adalah dari kecerdasan yang dimilikinya. Akan tetapi, kecerdasan manusia tanpa diwarnai dengan nilai-nilai spiritual maka dia akan buta dalam menerima kebenaran, walaupun dia sendiri mengetahui kebenarannya dari kecerdasan yang dia dimiliki.
Setelah sekian lama dilakukan penelitian tentang kecerdasan ini, akhirnya konsep kecerdasan ini berkembang menjadi beberapa jenis kecerdasan. Beberapa peneliti mengungkap, macam-macam kecerdasan yang dimiliki manusia. Untuk mengingat kembali, sebagian dari kita mungkin telah mengenal tentang multiple intelligences (kecerdasan majemuk), seorang psikolog yang bernama Howard Gardner dulu pernah mengemukakan jenis-jenis kecerdasan manusia, kemudian membaginya ke dalam 8 kecerdasan dasar wilayah kemampuan dari manusia. Tidak lama kemudian, teori kecerdasan majemuk ini dikembangkan oleh Thomas Amstrong, dia lebih cenderung mengkerucutkan teori dari Gardner pada 3 poin penting yang dikaitkan dengan dunia pendidikan. Adapula kecerdasan lainnya, seperti kecerdasan intelektual (inteligence quotient), kecerdasan emosional (emotional quotient) dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient).
Dari sekian banyaknya penjelajahan teori kecerdasan manusia, kali ini penulis akan mengkhususkan membahas hanya mengenai kecerdasan spiritual manusia saja.
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar. Pandangan lain menyatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya adalah jika seseorang dalam hubungan denga Tuhannya baik, maka dapat dipastikan hubungan dengan sesama manusia pun akan baik pula.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan masalah makna dan nilai, yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain (Danah Zohar & Ian Marshall, 2007:4)
Kecerdasan spiritual adalah ragam konsep kecerdasan individu akan makna hidup yang memungkinkannya berfikir secara konstektual dan transformatif sehingga merasa sebagai satu pribadi yang utuh secara intelektual, emosional dan spiritual. Kecerdasan spiritual merupakan sumber dari kebijaksanaan dan kesadaran akan nilai dan makna hidup, serta memungkinkan secara kreatif menemukan dan mengembangkan nilai-nilai dan makna baru (setelah ditempa jiwa spiritualnya) dalam kehidupan individu. Kecerdasan spiritual juga mampu menumbuhkan kesadaran spiritual bahwa manusia memiliki kebebasan untuk mengembangkan diri secara bertanggung jawab dan mampu memiliki wawasan mengenai kehidupan serta memungkinkan menciptakan secara kreatif karya-karya baru.
Dalam jurnal penelitian tentang spiritul (Journal of Curriculum and Instruction, November 2009, Volume 3, Nomor 2 Oleh Barbara B. Howard, Gurimantuhu-Mudiwa dan Stephen R. Putih) orientasi kecerdasan spiritual dalam konteks ini tidak mengacu pada agama tertentu, hal ini merupakan konfigurasi yang saling terkait secara afektif untuk menciptakan makna melalui ide-ide ketika menghubungkan suatu peristiwa. Kecerdasan spiritual lebih lanjut didefinisikan sebagai kemampuan untuk membangun makna melalui keterkaitan intuisi melihat antara kehidupan, pengalaman dunia dan ruang lingkup jiwa individu.
Maksud spiritual yakni memiliki tendensi dimensi budaya yang mendalam menginformasikan proses intelektual makna yang diwujudkan dari dalam dan dimediasi oleh budaya, bahkan spiritualitas merupakan bagian penting dari pengalaman manusia yang mendasar untuk memahami bagaimana individu membangun pengetahuan yang bermakna, artinya terdapat kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki dengan perbuatan yang didasari oleh pengetahuan tersebut (Tisdell, 2003).
Kecerdasan spiritual mempunyai tanda-tandanya sendiri. Ciri-ciri dari orang yang memiliki SQ tinggi atau berkembang baik, menurut Danah Zohar dan Ian Marshall (2007:14), diantaranya:
- Mampu bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)
- Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
- Mampu untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
- Mampu untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
- Memiliki kualitas hidup yang didasari oleh visi dan nilai-nilai
- Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian yang tidak diperlukan
- Cenderung untuk memandang segala hal itu berkaitan (holistik)
- Kecenderungan nyata untuk bertanya "mengapa" atau "bagaimana jika" untuk mencari jawaban- jawaban mendasar
- Mandiri, kepemilikan aspek spiritual/SQ (Spiritual Quotien) dengan baik dapat menjadikan seseorang memiliki makna dalam hidupnya. Dengan makna hidup ini, seseorang akan memiliki kualitas "menjadi" yaitu suatu modus eksistensi yang membuat seseorang merasa gembira menggunakan kemampuannya secara produktif dan dapat menyatu dengan dunia
Menurut hasil penelitian neurolog Austria, Wolf Singer dia pernah menyebutkan:
Tentang problem ikatan membuktikan adanya proses saraf dalam otak yang dicurahkan untuk menyatukan da memberikan makna pada pengalaman kita atau semacam proses saraf yang benar-benar mengikat pengalaman kita. Penelitian Stinger tentang osilasi saraf penyatu menawarkan isyarat pertama mengenai pemikiran yang menyatu dan model kecerdasan SQ yang dapat menjawab pertanyaan mengenai makna
Bukti keilmiahan mengenai kecerdasan spiritual terdapat pada telaah-telaah neurologi, psikologi dan antropologi masa kini tentang kecerdasan manusia, pemikirannya dan proses-proses linguistik. Para ilmuwan telah melakukan penelitian dasar yang mengungkapkan adanya fondasi-fondasi saraf bagi kecerdasan spiritual (sering diistilahkan sebagai SQ) di dalam otak (Marshall, 2007:10).
Ary Ginanjar Agustian (2007:34) pernah menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual adalah aspek spiritual yang memiliki semacam God Spot (titik tuhan) yang diartikan sebagai intuisi yang sering berperan penting ketika menghadapi situasi sulit atau bahkan saat seseorang dihadapkan dengan penurunan motivasi hidup. Pengembangan kecerdasan spiritual dan nilai-nilai spiritual kemudian dilakukan pada penelitian yang pertama dilakukan adalah oleh neuropsikolog, Michael Persinger di era 90-an serta penelitian yang lebih baru juga dilakukan oleh V.S Ramachandran bersama timnya di Universitas California mengenai adanya "titik tuhan" dalam otak manusia. Pusat spiritual yang ter-instal ini terletak diantara hubungan-hubungan saraf cuping-cuping temporal otak. Melalui pengamatan terhadap otak manusia, dengan topografi emisi positron, area-area saraf tersebut akan bersinar menyala, dalam eksperimennya subjek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topik agama atau spiritual. Aktivitas cuping temporal tersebut selama beberapa tahun telah dikaitkan dengan penampakan mistis para penderita epilepsi dan para pengguna obat-obatan LSD.
Penelitian Ramachandran adalah penelitian yang pertama kali menunjukan bahwa cuping itu juga aktif pada orang normal, titik tuhan tidak membuktikan adanya Tuhan, namun menunjukan bahwa otak menanyakan pertanyaan-pertanyaan pokok dan mendasar untuk memiliki dan menggunakan kepekaan terhadap makna (silahkan baca makna dan tujuan hidup manusia) dan nilai-nilai spiritual yang lebih luas. Kerapkali terdapat hubungan antara nilai spiritual ini dengan hati nurani manusia, untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel saya yang berjudul hati nurani Dengan demikian disini dapat diketahui bahwa penjelajahan makna dan nilai terhadap kecerdasan spiritualitas akan berdampak positif.
Dari ulasan-ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya semua ragam kecerdasan pada akhirnya akan bermuara pada satu kecerdasan utama, yakni kecerdasan spiritual. Kiranya demikian, pembahasan terkait "Kecerdasan Spiritual atau Spiritual Quoetient" mudah-mudahan dapat memberikan manfaat berharga bagi kalangan pembaca. Saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya, semoga berkenan!
0 Response to "Penjelajahan Kecerdasan Spiritual | Spiritual Quotient"
Posting Komentar